Sabtu, 08 Maret 2014

BIOGRAFI IBNU ATSIR




BIOGRAFI IBNU ATSIR
Ibnu Atsir adalah nama keluarga dari tiga bersaudara yang seluruhannya terkenal dalam Sastra Arab yang lahir pada Jazirat ibnu Umar di Cizre yang sekarang terletak di barat daya Turki dan ketiganya terkenal dengan pemikiran dan keilmuannya.

Dari ketiganya, yang tertua dikenal sebagai Majd ad-Din, Abu Saadat al-Mubarok bin Muhammad (1149-1210) adalah seorang yang dikenal jasanya terhadap Amir Mosul dan beliau termasuk seorang murid yang tekun dalam tradisi dan bahasa serta dalam ilmu al-Qur’an dan Hadis. Diantara karya-karyanya adalah kamus tradisi (Kitab an-Nizdya) yang dipublikasikan di Kairo (1893) dan kamus nama keluarga (Kitab ul-Murassa) miliknya juga telah disunting ulang oleh Ferdinand Seybold. Adapun karyannya dalam bidang hadis, adalah kitab an-Nihayah fi Gharibil Hadis wal Atsar.
Putra termuda yang dikenal sebagai Diya’ ad-Din, Abu al-Fatah Nasrullah (1163-1239) yang mana beliau termasuk salah satu pengikut Saladin dari tahun 1191, juga putranya, al-Malik al-Afdal, yang kemudian terkenal di Mesir, Samosata, Aleppo, Mosul dan Baghdad. Dia adalah salah satu kritikus gaya penulisan dan aestetik yang sangat terkenal dalam kesuasteraan Arab. Adapun karya-karyannya diantarany : Kitab al-Matlial yang dipublikasikan oleh Bulaq Press pada tahun 1865, yang berisi beberapa kritik pribadi terhadap sajak Arab modern dan kuno, adapun kitabnya yang dijadikan rujukan dalam ilmu balaghah adalah kitab al-Masal al-Said fi Adabil kitab wa as-Asyair. Adapun beberapa surat-suratnya telah dipublikasikan oleh David Samuel Margoliouth On the Royal Correspondence of Diya’ ad-Din al-Jazari dalam Actes du dixieme congrès international des orientalistes.
Selanjutnya putra yang paling terkenal dan juga sebagai sohibul kitab Usd al-Ghabah fi ma’rifati ash-shabah adalah I’zuddin Abu Hasan A’li bin Abi al-Karom Muhammad bin Muhammad bin Abdil Karim Assyabani yang terkenal dengan julukan Ibnu Atsir al-Jazri (13 Mei 1160 – 1233), Pada usia 21 tahun dia telah menyelesaikan pendidikan mengenai tradisi dan sejarah Islami kepada ayahnya di mosul, kemudian melanjutkan pendidikannya In the service of the amir untuk beberapa tahun, selain itu dia juga mengunjungi Baghdad dan Yerusalem dan kemudian Aleppo dan Damaskus. Yang mana pada akhirnya beliau meninggal di Mosul.
Dalam perjalanannya keberbagai kota adalah semata-mata demi menimba ilmu. Salah satu kisahnya ketika ia bersinggah di Bagdad ia sempat belajar dengan beberapa syeikh yakni Abi Al-Qasim yai’s bin shodiq al-Faqih Assyafii’, dan Abi Ahmad Abdul Wahab bin Ali As-Shuffi dll. Namun yang lebih membekas dalam rihlah ilmiahnya, yakni ketika kembali ke mousul dan mnedengarkan khutbah yang disampaikan oleh khotib maosul Abi al-Fasl at-Thusi dan Yahya as-Saqfi dll. Yang mana mereka adalah seorang ahli Hadis dan Tarikh serta yang bersangkutan dengan kedua ilmu tersebut, sampai mereka menghafal secara rasikh tarikh yang akan dating maupun yang telah lampau.

Adapun sumbangsihnya terhadap dunia khususnya dunia Islam, yakni dari beberapa kitab yang telah ditulisnya yakni diantaranya :
  • al-Kamil fi t-tarikh, yang meluas hingga tahun 1231. Buku ini telah disunting oleh Carl Tornberg, Ibn al-Athir Chronicon quod perfectissinum inscribitur. Bagian pertama karyanya merupakan ringkasan karya Tabari dengan tambahan-tambahan besar. Dan kitab inilah yang paling terkenal dibandingkan kitab-kitab yang telah dikarangnya[1].
  • Ibnu Athīr juga menulis sejarah Atabeg Mosul at-Tarikh al-atabakiya, yang diterbitkan dalam Recueil des historiens des croisades[2].
  • Kitab al-Lubab,adalah ringkasan dari kitab al-Ansab lil-Masaa’ni
  • Usd al-Ghabah fi ma’rifati ash-shabah, yang berbentuk sebuah mu’jam fi tarikh as-sahabah.



0 komentar:

Posting Komentar